Prinsip Kerja
Tabung Sinar Katoda
Tabung sinar
katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl
Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam
layar komputer, monitor video, televisi dan osiloskop
Sinar katoda
adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katoda yang
dipanaskan dari sebuah tabung vakum.
Cara kerjanya
adalah mula mula katoda tabung dipanaskan oleh pin heater ( sekitar 6VAC)
hingga elektron mudah ditembakkan, elektron ini diarahkan oleh magnetik D-Y
yoke ke arah permukaan tabung yg dilapisi oleh fosfor (RGB: Red Green Blue).
Elektron
elektron ini akan ditembakkan sesuai dengan input pada kaki kaki katoda Tabung gambar
dalam hal ini yang berhubungan langsung dengan bagian ini adalah IC Video
Amp/Transistor penguat akhir pada PCB CRT , apabila lapisan katoda dipanasi
,maka permukaan katoda akan dengan mudah melepaskan elektron elektronnya (atom
yang bermuatan negatif ) dalam teori listrik yang bisa berpindah atau bergerak
adalah elektron.
Televisi di
Perkenalkan di Masyarakat
Televisi mulai diperkenalkan pada
masyarakat umumnya sejak 1930-an di Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia.
Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan kegiatan penyempurnaan televisi siaran
terhambat.Kegiatan ini baru dilanjutkan kembali dan siaran kembali dimunculkan
kepada umum setelah perang berakhir.
Di Indonesia, kegiatan penyiaran
melalui televisi dimulai pada tahun (1962:98). Penyelengaraan televisi siaran
tersebut bertepatan dengan diselenggrakannya Asian Games IV yang
diselenggarakan disenayan, Jakarta. Bertepatan dengan itu pula Televisi
Republik Indonesia (TVRI) ditetapkan sebagai Station Call hingga saat ini. Hari
pembukan Asian Games IV yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian kemudian
diperingati sebagai hari jadi TVRI. Penggunaan Satelit Palapa untuk siaran
televise dan telekomunikasi diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1976. Oleh karenanya, siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh
masyarakat di Indonesia hingga sekarang.
Prinsip Kerja
Televisi Berwarna
Sebenarnya,
suatu gambar berwarna adalah gambar monokrom ( hitam putih ) tetapi dengan
penambahan warna pada bagian – bagian utama dari adegan Informasi warna yang
diperlukan berada di dalam sinyal krominansi (C) sebesar 3,58 MHz.
Gambar monokrom
dihasilkan oleh sinyal luminansi (Y), gambar diproduksi dalam warna alamiah.n
Secara praktis semua warna dapat dihasilkan sebagai gabungan dari warna – warna
dasar merah, hijau dan biru yang merupakan warna- warna utama. Warna – warna
lain, termasuk putih, adalah campuran dari warna merah, hijau dan biru.
Kamera
memberikan sinyal-sinyal video berwarna ini dari cahaya dengan warna–warna yang
berbeda.Tabung gambar sinyal– sinyal video merah, hijau dan biru kembali
menjadi cahaya dengan warna yang sesuai dengan bayangan asli pada tabung
kamera. Warna–warna dalam adegan ini dipisahkan pada tabung–tabung kamera oleh
penapis ( Filter) warna optic. Sebagai hasilnya, keluar dari tabung kamera I adalah
suatu sinyal video merah (R) yang mengandung informasi hanya untuk bagian merah
dari adegan. Dengan cara sama, tabung – tabung 2 dan 3 menghasilkan sinyal –
sinyal hijau (G) dan biru (B).
Bilamana yang
ditamnbahkan hanya hijau dan biru, hasilnya adalah suatu campuran biru
kehijauan yang disebut cyan.Jika yang ditambahkan hanya merah dan biru,
warna merah kebiru – biruan disebut magenta. Warna ini sama dengan violet
(ungu), tetapi magenta lebih banyak warna merah.
Kuning adalah
warna campuran tambahan dengan bagian merah dan hijau yang mendekati sama.
Merah yang lebih banyak dan hijau yang lebih sedikit menghasilkan jingga
(orange).Oleh karena itu, gabungan kuning dan biru sebenarnya mencakup ketiga
warna dasar.
Magenta
adalah komplemen hijau, dan cyan komplemen merah. Kadang- kadang warna komplementer cyan,
magenta, dan kuning diacu sebagai minus merah, minus hijau, dan minus biru,
sebab masing–masing dapat dihasilkan sebagai cahaya putih dikurangi warna dasar
yang sesuai.
Suatu warna
dasar dan komplementer dapat dipandang menjadi warna – warna yang berlawanan.
Alasannya adalah bahwa komplemen setiap warna dasar mengandung kedua warna –
warna dasar substraktif (pengurang) yang digunakan untuk menapis berturut –
turut merah, hijau, dan biru.
|
Warna
Dasar
|
Warna
Komplementer
|
|
Merah
Hijau
Biru
|
Cyan
Magenta
Kuning
|
Komplementer
warna – warna komplementer adalah :
Cyan =
Biru + Hijau
Magenta =
Merah + Biru
Kuning =
Merah + Hijau





No comments:
Post a Comment